Malpresentasi adalah bagian terendah janin yang berada di segmen bawah
rahim, bukan belakang kepala. Malposisi adlah penunjuk (presenting part) tidak berada di anterior. Secara epidemilogis pada
kehamilan tunggal didapatkan presentasi kepala sebesar 96,8%, bokong 2,7%,
letak lintang 0,3%, majemuk 0,1%, muka 0,05% dan dahi 0,01?%. Persalinan normal
dapat terjadi mankala terpenuhi keadaan-keadaan tertentu dari faktor-faktor
persalinan : jalan lahir (passage), janin (passanger), dan kekuatan (power).
Dalam keadaan normal, presentasi janin adalah belakang kepala dengan penunjuk
ubun-ubun kecil dalam posisi transversal (saat masuk pintu atas panggul), dan
posisi anterior (setelah melewati pintu tengah panggul).
Apabila janin dalam
keadaan malpresentasi atau malposisi, maka dapat terjadi persalinan yang lama
atau bahkan macet. Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain
presentasi belakang kepala. Malposisi adalah posisi abnormal ubun-ubun kecil
relative terhadap panggul ibu-ibu. Persalinan lama dalah persalinan kala I fase
aktif dengan kontraksi uterus regular selama lebih dari 12 jam.
PRESENTASI DAHI
Presentasi
dahi terjadi manakal kepala janin dalam sikap ekstensi sedang. Pada pemeriksaan
dalam dapat diraba daerah sinsiput yang berada diantara ubun-ubun besar dan
pangkal hidung. Bila menetap, janin dengan presentasi ini tidak dapat
dilahirkan oleh karena bsarnya diameter oksipitomental yang harus melalui
panggul.
Diagnosis . Diagnosis
presentasi dahi dapat ditegakkan apabila pada pemeriksaan vaginaal dapat di
raba pangkal hidung, tepi atas orbita, sutura frontalis, dan ubun-ubun besar,
tetapi tidak dapat meraba dagu atau mulut janin. Apabila mulut dan dagu janin
dapat teraba, maka diagnosisnya adalah presentasi muka.
Mekanisme Persalinan. Pada
umumnya presentasi dahi bersifat sementara untuk kemudian dapat berubah menjadi
presentasi belakang kepala, presentasi muka, atau tetap presentasi dahi.
Mekanisme persalinan pada presentasi dahi menyerupai mekanisme persalinan pada
presentasi muka. Saat lahir melalui pintu bawah panggul, kepala akan fleksi
sehingga lahirlah dahi, sinsiput, dan oksiput. Proses selanjutnya terjadi
kstensi sehingga lahirlah wajah.
Penanganan. Sebagian besar
presentasi dahi memerlukan pertolongan persalinan secara bedah cesarean untuk
menghindari manipulasi vaginal yang sangat meningkatkan mortalitas perinatal.
Pemberian simulasi oksitosin pada kontraksi uterus yang lemah harus dilakukan
dengan sangat hati-hati dan tidak boleh dilakukan bila tidak terjadi penurunan
kepala atau dicurigai adanya dispropporsi kepala-panggul. Jangan melahirkan
menggunakan bantuan ekstraksi vakum, forceps atau simpisiotomi karena hanya
akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
PRESENTASI MUKA
Presentasi
muka terjadi apabila sikap janiin ekstensi maksimal sehingga oksiput mendekat
kea rah punggung janin dan dagu menjadi bagian presentasinya.
Diagnosis. Diagnosi presentasi muka
ditegakkan apabila pada pemeriksaan vaginal dapat diraba mulut, hidung, tepi
orbita dan dagu.Pada palpasi abdomen kadang-kadang dapat diraba tonjolan kepala
janin di dekat punggung janin.
Mekanisme Persalinan. Mekanisme
persalninan presentasi muka serupa dengan persalinan presentasi belakang
kepala. Secara berurutan akan terjadi proses kepala mengalami penurunan (descent), rotasi internal, fleksi,
ekstensi, dan rotasi eksternal.
Penanganan. Posisi
dagu dianterior adsalah sarat yang harus dipenuhi apabila janin presentasi muka
hendak dilahirkan per-vaginal. Apabila tidak ada gawat janin dan persalinan
berlangsung dengan kecepatan normal, maka cukup dilakukan observasi terlebih
dahulu sehingga terjadi pembukaan lengkap. Apabila setelah pembukaan lengkap
dagu berada di anterior maka persalinan vaginal dilanjutkan seperti persalinan
dengan presntasi belakang kepala. Bedah sesar dilakukan apbila setelah
pembukaan lengkap posisi dagu masih posterior, didapatkan tanda-tanda
disproporsi, atau indikasi obstetric lainnya.
Stimulasi
oksitosin akhiornya diperkenankan pada posisi dagu anterior dan tidak ada
tanda-tanda disproporsi. Melakukan perubahan posisi dagu secara manual kearaha
anterior atau mengubah presenatsi muka menjadi presentasi belakang kepala.
Kepala sebaiknya tidak dilakukan karena lebih banyak menimbulkan bahaya. ,Melahirkan
bayi presentasi muka menggunakan ekstraksi vakum tidak diperkenankan dilakukan.
Pada janin yang meninggal, kegagalan melahirkan pervaginam secara spontan dapat
diatasi dengan bedah sesar.
PRESENTASI MAJEMUK
Presentasi
majemuk adalah terjadinya prolaps satu atau lebih ekstremitas pada presentasi
kepala maupun bokong. Kepala memasuki ke panggul bersamaan dengan kaki atau
tangan. Presentasi majemuk juga dapat terjadi manakal bokong memasuki panggul bersaam
dengan tangan. Dengan pengertian presentasi majemuk tidak termasuk presentasi
bokong-kaki, presentasi bahu atau prolaps tali pusat. Apabila bagian terendah
janin tidak menutupi dengan sempurna pintu atas panggul, maka presentasi
majemuk dapat terjadi.
Faktor
yang meningkatkan presentasi majemuk adalah prematuritas, multiparitas, panggul
sempit, kehamilan ganda, atau pecahnya selaput ketuban denga bagian terendah
janin yang masih tinggi.
Diagnosis. Kemungkinan adanya
presentasi majemuk dapat dipikirkan apabila terjadi kelambatan kemajuan persalinan
pada persalinan fase aktif, bagian terendah janin (kepala atau bokong) tidak
dapat masuk panggul terutama setelah terjadi pecah ketuban. Apabila pada
presnatsi kepala teraba juga tangan atau kaki dan apabila presentasi bokong
teraba juga tangan atau lengan. Maka diagnosis presentasi majemuk dapat kita
tegakkan.
Penanganan. Penangan
presnetasi majemuk dimulai dengan menetapkan adanya prolaps tali pusat. Adanya
prolaps tali pusat menimbulkan keadaan emergensi bagi janin, dan penangan
melakukan bedqah sesar disetujukan untuk mengatasi akibat prolaps tali pusat
tersebut dariapada presentasi majemuk. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
adalah presentasi janin, ada tidaknya prolaps tali pusat, pembukaan serviks, keadaan
selaput ketuban, kondisi dan ukuran janin, serta ada tidaknya kehamilan kembar.
Apabila tidak ada prolaps tali pusat, maka dilakukan pengamatan kemajuan
persalinan dengan seksama. Pada kasus – kasus majemuk dengan kemajuan
persalinan yang baik. Pada fase aktif pembukaan serviks minimal 1 cm/jam atau
pada kala 2 tejadi penurunan kepala. Umumnya akan terjadi reposisi spontan. Setelah
pembukaan lengkap, dengan semakin turunnya kepala, maka ekstremitas dan prolaps
akan tertinggal dan tidak memasuki panggul. Selanjutnya pertolongan persalinan
dilakukan sebagai mana biasanya ,
Pada keadaan terjadinya kemajuan persalianan lambat atau maet dilakukan
upaya reposisi ekstremmitas dan prolaps. Tekanan ekstremitas yang prolaps oleh
bagian terendah janin (kepala / bokong) dilonggarkan dulu denga cara mebuat ibu
dengan posisi (knee-chest position). Dorongan ektremitas yang prolaps kearah
cranial tahan hingga his yang akan menekan kepala atau bokong memasuki panggul
seiring dengan turunnya bagian terendah janin, jari peolong di keluarkan
perlahan-lahan. Apabila tindaka reposisi
tersebut gagal maka dia akan dilakukan bedah sesar.
PRESENTASI BOKONG
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan terendahnya
bokong-kaki atau kombinasi keduanya. Sebelum umur kehamilan 28 minggu kejadian
presentasi bokong berkisar antara 25-30% dan sebagian besar akan berubah
menjadi presentasi kepala pada umur kehamilan 34 minggu. Penyebab terjadinya
presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor resiko
selain prematuritas, yaitu abnormalitas structural uterus, polihidramnion,
plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan multiple, anomaly janin dan
riwayat presentasi bokng sebelumnya.
Diagnosis. Presentasi bokong dapat
diketahui melalui pemeriksaan palpasi abdomen. Manuver Leopold perlu dilakukan
pada setiap kunjungan perawatan antenatal bila umur kehamilan kuranglebih 34
minggu. Varian presentasi kaki adalah presentasi bokong inkomplit, kaki
komplit, kaki inkomplit, dan lutut.
Mekanisme Persalinan. Kepala
adalah bagian janin yang terbesar dan kurang elastic. Pada presentais kepala
apabila kepala dapat dilahirkan, maka bagian janin relative mudah dilahirkan.
Bokong akan memasuki panggul dengan diameter bitrokanter dalam posisi oblik. Pinggul
janin bagian depan mengalami penurunan lebih cepat dibanding pinggul
belakangnya. Dengan demikian panggul depan akan mencapai pintu tengah panggul terlebih
dahulu. Penurunan bokong berlangsung terus setelah terjadinya putaran paksi
dalam. Perineum akan meregang, vulva membuka, dan pinggul depan akan lahir
terlebih dahulu. Pada saat itu, tubuh janin mengalami putaran paksi dalam dan penurunan,
sehingga mendorong pinggul bagian bawah menekan perineum. Dengan demikian,
lahirlah bokong dengan posisi diameter bitrokanter dari anteroposterior menjadi
transversal.
Persalinan pada Presentasi Bokong
·
Persalinan vaginal pada presentasi bokong
·
Menetukan cara persalinan
·
Melahirkan bayi presentasi bokong
Prosedur
Melahirkan Bokong dan Kaki :
1. Biarkan
persalinan berlangsung dengan sendirinya hingga bokong tampak di vulva.
2. Pastikan
bahwa pembukan sudah benar-benar lengkap
sebelum memperkenankan ibu mngejan.
3. Perhatikan
hingga bokong membuka vulva.
4. Lakukan
episiotomy bila perl. Gunakan anestesi lokal sebelumnya.
5. Biarkan
bokong lahir, bila tali pusat sudah tampak kendorkan. Perhatikan hingga tampak
tulang belikat (scapula) janin mulai tampak di vulva.
6. Dengan
lembut peganglah bokong denga car kedua ibu jari penolong sejajar sumbu
panggul, sedangkan jari-jari yang lain memgang belakang pinggul janin.
7. Tanpa
melakukan tarikan, angkatlah kaki, bokong dan badan janin dengan kedua tangan
penolong disesuaikan dengan sumbu panggul ibu (melengkung ventrokranial kea rah
perut ibu) sehingga berturut-turut lahir perut, dada, bahu dan lengan, dagu,
mulut, dan seluruh kepala.
8. Tentukan
posisi lengan janin dengan cara merabanya di deoan dada, di atas kepala, atau
di belakang leher.
9. Selanjutnya
lakukan langkah melahirkan lengan dan kepala spontan.
Prosedur
Melahirkan Lengan di Depan
Dada
1. Biarkan bahu dan lengan anterior lahir
sendirinya dengan cara bokong ditarik ke arah berlawanan (posterior). Bila
tidak bisa lahir spontan, keluarkan lengan dengan cara mengusap lengan atas
janin menggunakan 2 jari penolong berfungsi sebagai bidai. Awas: perhatikan
cara melakukan yang benar untuk menghindari fraktur lengan atas.
2. Angkatlah bokong janin ke arah perut ibu
untuk melahirkan bahu dan lengan posterior. Teknik yang serupa dengan
melahirkan bahu dan lengan anterior dapat dipakai bila bahu dan lengan
posterior tidak dapatlahir secara spontan. Apabila kesulitan dalam melahirkan
bahu dan lengan anterior, maka dilahirkan dahulu bahu dan lengan posteriornya.
Prosedur
Melahirkan Lengan di Atas Kepala atau di Belakang Leher (Manuver Lovset)
1. Pegang janin pada pinggulnya (perhatikan cara
pegang yang benar).
2. Putarkan badan bayi setengah lingkaran dengan
arah putaran mengupayakan punggung yang berada di atas (anterior).
3. Sambil melakukan gerakan memutar, lakukan
traksi kebawah sehingga lengan posterior berubah menjadi anterior, dan
melahirkannya dengan menggunakan dua jari penolong di lengan atas bayi.
4. Putar kembali badan janin kearah berlawanan
(punggung tetap berada diatas) sambil melakukan traksi ke arah bawah. Dengan
demikian, lengan yang awalnya adalah anterior kembali lagi ke posisi anterior
untuk dilahirkan dengan cara yang sama.
Prosedur Melahirkan Kepala (Manuver
Mauriceau-Smellie-Veit)
Pastikan
tidak ada lilitan tali pusat di leher janin. Kalau ada, tali pusat dipotong
dulu di dekat pusar janin.
1.
Janin
dalam posisi telungkup menghadap ke bawah, letakkan tubuhnya di tangan dan
lengan penolong sehingga kaki janin berada di kiri kanan tangan tersebut (atau
bila janin belum dalam posisi telungkup, gunakan tangan yang menghadap
wajah janin).
2.
Tempatkan
jari telunjuk dan jari manis di tulang pipi janin.
3.
Gunakan
tangan yang lain untuk memegang bahu dari arah punggung dan dipergunakan untuk
malakukan traksi.
4.
Buatlah
kepala fleksi dengan cara menekan tulang pipi ke arah dadanya.
5.
Bila
belum terjadi paksi dalam, penolong melakukan gerakan putar paksi dengan tetap
menjaga kepala tatap fleksi dan traksi pad abahu mengikuti arah sumbu panggul.
6.
Bila
sudah terjadi putar paksi dalam, lakukan traksi ke bawah dengan suprasimpisis.
7.
Setelah
suboksiput lahir di bawah simpisis, badan janin sedikit demi sedikit dielevasi
ke atas (ke arah perut ibu) dengan suboksiput sebagai hipimoklion.
Berturut-turut akan lahir dagu, mulut, dan seluruh kepala.
SSumber : ILMU KEBIDANAN, YAYASAN BINA PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO, JAKARTA, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar